Menyadari Pasang Surut 'Aqidah(1)
Kokoh dan lurus
‘aqidah merupakan modal paling pokok untuk menghidupkan Islam dan untuk masuk
ke dalam Islam secara kaaffah. Manna’ al-Qaththan menyatakan bahwa lurus
‘aqidah adalah salah satu syarat bagi seorang mufassir2. Abu
Zahrah menyatakan bahwa bersih ‘aqidah pun merupakan salah satu syarat bagi
seorang mujtahid3. Menurut Jum’ah Amin, pendukung
keberhasilan dakwah kita adalah: (Da’i memiliki) pemahaman yang mendalam,
keimanan yang kuat, kecintaan yang kokoh, kesadaran yang sempurna, dan kerja
yang kontinu4.
Terkait ‘aqidah
ini, beberapa hadits menyebutkan sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِوبْنِ الْعَاصِ t قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ e: إِنَّ
الْإِيْمَانَ لَيُخْلَقُ فِي جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَايُخْلَقُ الثَّوْبُ الْخَلِقُ
فَاسْأَلُوْا اللهَ أَنْ يُجَدِّدَ الإِيْمَانَ فِي قُلُوْبِكُمْ.
Dari
Abdullah bin Amr bin ‘Ash RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
keimanan itu akan lusuh pada diri salah seorang dari kamu, sebagaimana lusuhnya
pakaian yang usang, maka mintalah kepada Allah agar Ia membarukan keimanan
kamu.” HR. al-Hakim5.
قَالَ أَبُو سَعِيْدٍ t: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ e يَقُوْلُ:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ. وَذَلِكَ أَضْعَفُ
الإِيْمَانِ.
Abu
Saida RA berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa di
antara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan
tangannya. Jika tidak mampu, maka (hendaklah mengubahnya) dengan lisan. Jika
tidak mampu juga, maka (hendaklah mengubahnya) dengan hatinya. Itulah
selemah-lemah iman.” HR. Muslim6.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t يَقُوْلُ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ e: مَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي إِلاَّ ضَعْفَ
الْيَقِيْنِ.
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah aku cemaskan
atas umatku selain lemah keimanan.” HR. ath-Thabraniy7.
Al-Munajjid
menurutkan, bahwa lemah iman itu ada beberapa sebab:
إِنَّ لِضَعْفِ الإِيْمَانِ أَسْبَابًا كَثِيْرَةً:
1.
Menjauh dari nuansa keimanan
dalam waktu yang lama.
1-
اَلاِبْتِعَادُ
عَنِ الأَجْوَاءِ الإِيْمَانِيَّةِ فَتْرَةً طَوِيْلَةً
2.
Menjauh dari teladan yang
shalih.
2-
اَلاِبْتِعَادُ
عَنِ الْقُدْوَةِ الصَّالِحَةِ
3.
Menjauh dari menuntut ilmu
agama dan ber-hubungan dengan kitab-kitab salaf dan kitab-kitab keimanan yang
dapat menghidupkan hati.
3-
اَلاِبْتِعَادُ
عَنْ طَلَبِ الْعِلْمِ الشَّرْعِيِّ
4.
Muslim tersebut berada di
tengah-tengah tempat yang penuh ma’shiyat.
4- وُجُوْدُ
الإِنْسَانِ الْمُسْلِمِ فِي وَسَطٍ يَعَجُّ بِالْمَعَاصِي
5.
Tenggelam dalam kesibukan
dunia sehingga hatinya menjadi hamba dunia.
5- اَلإِغْرَاقُ فِي
الاِشْتِغَالِ بِالدُّنْيَا حَتَّى يُصْبِحَ الْقَلْبُ عَبْدًا لَهَا
6.
Disibukkan dengan harta, istri
dan anak.
6-
اَلاِنْشِغَالُ
بِالْمَالِ وَالزَّوْجَةِ وَالأَوْلاَدِ
7.
Angan-angan yang melambung.
7-
طُوْلُ
الأَمَلِ
8.
Berlebihan dalam makan, tidur,
begadang, berbicara dan bergaul.
8- اَلإِفْرَاطُ فِي
الأَكْلِ وَالنَّوْمِ وَالسَّهَرِ وَالْكَلاَمِ وَالْخَلْطَةِ
Dan
sebab-sebab lemah iman itu sangat banyak, tidak cukup ruang untuk membatasinya,
akan tetapi apa yang disebutkan di atas dapat menunjukkan kepada yang tidak
disebutkan8.
1) Disampaikan oleh Ust. Hamdan, pada Halaqah subuh Ramadhan PC Pemuda
& Pemudi Persis Margaasih, 1 Ramadhan 1437 H.
2) Lihat, Mabahits fi Ulum al-Qur’an, hal. 329,
Dasar-dasar Tafsir dan Ulum al-Qur’an, hal. 29.
3) Lihat, Ushul al-Fiqh, hal. 388, Dasar-dasar Ilmu Ushul
al-Fiqh, hal. 68.
4) Lihat, ad-Da’wah Qawa’id wa Ushul, hal. 34.
5) Lihat, al-Mustadrak ala ash-Shahihain, Kitab
al-Iman, no. 5.
6) Lihat, Shahih Muslim, Kitab al-Iman, no. 49, Syarah
an-Nawawiy, II: 19.
7) Lihat, al-Mu’jam al-Ausath, VI: 308, no. 8869, Majma’
az-Zawaid wa Manba’ al-Fawaid, I: 59.
8) Lihat, Zhahiratu Dla’fi al-Iman, al-Munajjid,
hal. 24-31.
Siip lanjutkan ....
BalasHapus