Valentine Day, No Way !!!
Valentine day, yang jatuh pada tanggal
14 Februari sangat digandrungi remaja (bahkan remaja kolot juga). Di
hari itu orang mencoba menunjukkan cintanya dengan saling mengirim kartu kepada
anggota keluarga atau orang-orang yang dikasihi. Yang dominan sich ucapan
sayang ini ditujukan buat sang do’i alias pacar tea. Biasanya ungkapan
kartunya sentimental berat, penuh rayuan gombal.
Selain ngirim kartu, ada juga yang
ngirim gift (hadiah), cupid (boneka berbentuk anak kecil, kotak
berhias kembang gula, gambar-gambar fantasi atau karangan bunga. And
yang paling khas ngirim coklat berbentuk hati. Nggak cukup di sini, perayaan
valentine day belum greng kalu nggak ngadain pesta dansa ria diiriingi
lagu-lagu cinta.
Definisi
For sure sobat-sobat
bisa nemuin definisi hari valentine di tiga tempat.
a. Open your Encyclopedia Americana
volume XIII, page 464, ”The date of the modern celebration, February 14, is
believe to derive the execution of a Christian martyr, Saint valentine, on
February14, 270.” Artinya: “Tanggal 14 Februari itu adalah perayaan modern
yang berasal dari hari dihukum matinya seorang martir ataw pahlawan Kristen,
yaitu Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 270 Masehi.”
b. Kebet lagi Encyclopaedia Americana
Volume XXVII halaman 860, ”A day on wich lovers traditionally exchange
affectionate messages and gifts. It observed on February 14, the date on wich
Saint Valentine was martyred.” Indonesianya: “Yaitu sebuah hari di mana
orang yang sedang dilanda cinta secara tradisional saling mengirimkan pesan
cinta dan hadiah-hadiah. Hari itu diperingati pada tanggal 14 Februari di mana
santo Valentine mengalami martir (seseorang mati sebagai pahlawan karena
mempertahankan kepercayaan ataw keyakinan).
c. Bongkar lagi Encyclopaedia Britannica Volume
XIV hlaman 949. “The Saint Valentine who is spoken as the apposite Rhaetia
and venerated in Passau as its first bishop….”. “Santo Valentine yang
disebutkan itu adalah seorang utusan dari Rhaetia dan dimuliakan di Passau
sebagai uskup yang pertama.
Sejarah Valentine Day
Dulu banget, di kota Roma pada
abad ke-4 Sebelum Masehi, perayaan kasih sayang itu sudah ada. Tanggal dan
bulannya tetap sama. Namun dulu perayaan tersebut bukan dinamakan hari
valentine, karena perayaan hari kasih sayang itu sebenarnya buat menghormati
dewa mereka yang bernama Lupercus.
Acara yang berbentuk upacara itu
diselingi penarikan undian dalam rangka mencari pasangan. Dengan menarik
gulungan kertas yang bertuliskan nama, para gadis mendapatkan pasangan lantas
mereka menikah untuk jangka waktu setahun. Sesudah itu, mereka bisa
ditinggalkan begitu saja. Dan kalau sudah sendiri, mereka menuliskan namanya
untuk dimasukkan ke kotak undian lagi pada upacara tahun berikutnya.
Kegiatan rutin seperti itu sudah
dilakukan kurang lebih 800 tahun lamanya. Dan ketika Katolik mulai berkembang
pada saat itu, para pemimpin gereja ingin turut andil dalam perayaan tersebut,
sehingga untuk mensiasatinya, mereka mencari seorang santo (Orang suci untuk
agama Katolik), sebagai pengganti dewa kasih sayang Lupercus. Mereka menemukan
calon pengganti Lupercus yaitu Santo Valentine, seorang uskup yang tewas
sebagai martir sekitar 200 tahun sebelum masa itu.
Alasan untuk memilih Santo Valentine
sebagai pengganti dewa Lupercus pada hari kasih sayang, memang nggak terlepas
dari riwayat si Santo itu sendiri. Konon, ia dihukum mati Kaisar Claudius II
karena melanggar dekritnya. Tahun 270, kekaisaran Roma memerlukan sejumlah
tentara. Sang Kaisar megeluarkan dekrit yang melarang perkawinan. Sebab, dengan
perkawinan, sang tentara dikuatirksn bakal nggak bersemangat dalam perang. Ia
akan teringat terus keluarga yang ditinggalkan. Tapi uskup valentinea berusaha
menolong pasangan yang sedang jatuh cinta dan ingin membentuk keluarga.
Pasangan yang menikah lalu diberkati di tempat yang tersembunyi. Namun praktek
itu akhirnya ketahuan juga. Lantas santo Valentine pun dihukum pancung.
Karena dasar itulah sang santo dipilih
menggantikan kedudukan dewa kasih sayangnya orang Roma, Lupercus. Karena
menurut mereka, peranan Uskup Valentine kepada sang pencinta amat bear.
Sesuai perkembangan, siasat pemimpiun
gereja katolik itu nampaknya berhasil dengan sukses. Soalnya upacara kasih
sayang tersebut jadi semacam rutinitas ritual yang bagi mereka kudu dirayakan.
Dan untuk mencairkan kesan formalnya, mereka membungkusnya melalui
hiburan-hiburan atau pesta-pesta yang pada saat itu nampaknya sudah amat sangat
memprihatinkan. Karena dengan cara tersebut, banyak remaja-remaja yang terjebak
pada pola perayaan awal hari kasih sayang. Seperti melakukan hubungan seks
sesuka hatinya. Gonta-ganti pasangan semaunya. Semua yang mereka lakukan itu
sebenarnya bukan lagi didasari oleh kasih sayang, akan tetapi hawa nafsu
belaka.
Valentine dalam Kacamata Islam
Sebagai generasi muslim yang intelek,
kita harus kritis dalam melihat suatu pesoalan, nggak level dong kalo
cuma ikut-ikutan aja. First kita harus tahu dulu gimana agama
memandangnya, apa sich untung
ruginya secara akal?. Termasuk tuk masalah yang satu ini, yuxs
kita kupas with smart thingking.
Yang namanya cinta adalah fitrah dan
anugerah yang diberikan Allah tuk manusia. Rasulullah juga menganjurkan
kita untuk memberikan cinta dan kasih sayangnya kepada sesama manusia. Hanya
saja, pengertian cinta dan kasih sayang yang dianjurkan Rasulullah bukan
seperti perayaan hari valentinan yang cenderung memfokuskan cinta pada lawan
jenis and cenderung mengumbar hawa nafsu. Akan tetapi kasih sayang yang
esensinya lebih hakiki. Seperti kasih sayang kepada orangtua, adik, kakak,
isteri atau suami, end saudara sesama muslim. Nggak cuma segitu, kamu
bahkan harus menyayangi hewan, tumbuh-tumbuhan dan lingkungan. Pokoke
kasih sayang seorang mulim tuh sungguh komplit!.
Kalo kita tarik garis lurus dari
sejarah yang udah kita kupas tadi, sebenarnya valentinan itu merupakan bagian
dari acara keagamaan umat nasrani. Bagi kita umat Islam, melibatkan simpati
terhadap kegiatan dan perayaan agama lain dibatasi kedalamannya. Bahkan k-lo
bersandar pada pedoman aqidah yang hakiki, kita musti tegas pada prinsip.
Bagimu agamamu, bagiku agamaku (Coba buka Surat Al-Kafiruun di Al-Quran). Dan
inget nih nasihat Rasulullah SAW buat kita-kita:
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka
ia termasuk kaum itu.” (HR. Abu Daud, dan sanadnya diperkuat oleh Ibnu
Taimiyah).
So, generasi muda muslim jelas menolak!
Menolak bukan berarti memusuhi, melecehkan atau mengucilkan. Bukan.
Bagaimanapun Islam menekankan toleransi antar-pemeluk beragama. Hanya bukan
dengan dalih toleransi kita ikut merayakan kepercayan agama lain. Jadi, kita
yang muslim nggak boleh turut ngeramein valentine?. K-lo kamu sangat
menghargai nilai keimanan dan bercermin pada aqidah, mendingan nggak usah deh
dipikirin. Lagian ngapain pula kasih sayang dipestain segala. Sebelum sang
pastur Valentine dipenggal batang lehernya, ajaran Allah SWT from Adam AS to
Muhammad SAW sudah mengutamakan konsep kasih sayang dalam liku-liku syi’arnya. Kasih sayang akan
tetap berpijar di nurani apabila tertanam nawaitu yang ikhlas. Terpelihara
selamanya. Jadi, bukan hanya ‘hidup’ atau ‘dihidupkan’ untuk satu hari saja.
Yang divisualisasikan dengan bermacam-macam cara meriah yang cenderung
hura-hura. Tak jarang perayaan valentine ini diselewengkan untuk hal-hal berbau
negatif en maksiat. Eh, kesannya nih, sehabis bervalentine, kasih sayang
yang semula diagungkan itu bakal terlupakan atau dilupakan. Wah, bukannya itu
sebuah kamuflase? Sebuah kasih sayang tanpa akar keikhlasan. Sayang sekalee…
And untuk masalah cinta ini nggak bakalan
ada deh yang nandingin Rasulullah SAW. Why? Beliau tuh begitu mencintai
kita sebagai umatnya dan ingin sekali melepaskan kita dari siksa abadi di
neraka. Beliau rela berkorban apa saja untuk berdakwah menyelamatkam umatnya.
Tulusnya kasih sayang beliau kepada kita sampai diabadikan Allah dalam Al-Quran
Surat At-Taubah 128 “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin.”
Tidak ada komentar