TAWAKAL HANYA KEPADA ALLAH SWT*
Tidak adanya tawakal menunjukkan
tidak adanya iman
…وَعَلَى اللَّهِ
فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
…Dan hanya kepada Allah hendaknya
kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman."
(QS. Al-Maidah: 23)
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا
ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ
زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS.
Al-Anfal: 2)
Tawakal adalah
bukti sahnya ke-Islam-an seorang Muslim
وَقَالَ مُوسَى يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ
آَمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ (84)
فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً
لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (85) وَنَجِّنَا
بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Berkata
Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah
kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." (85).
Lalu mereka berkata: "Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami;
janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang 'zalim, (86). Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya)
orang-orang yang kafir." (QS.
Yunus: 84-86)
Tidak adanya
tawakal menunjukkan tidak adanya takwa
…وَمَنْ يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ
اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا (3)
…Barangsiapa
bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. 3. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
(QS. At-Thalaq: 2-3)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ
وَمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Hai
Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin
yang mengikutimu. (QS. Al-Anfal: 64)
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ
النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
(Yaitu)
orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang
yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk
menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu
menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi
Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
(QS. Ali-Imran: 173)
وَلَوْ أَنَّهُمْ رَضُوا مَا آَتَاهُمُ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ سَيُؤْتِينَا اللَّهُ مِنْ
فَضْلِهِ وَرَسُولُهُ إِنَّا إِلَى اللَّهِ رَاغِبُونَ
Jikalau
mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya
kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan
memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya,
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah
yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (QS.
At-Taubah: 59)
وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ
Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
(QS. As-Syarh: 8)
وَإِنْ يُرِيدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ
حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ
Dan
jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi
pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para
mukmin, (QS. Al-Anfal: 62)
Ibnu Abbas ra. berkata: { حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ }
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah
adalah sebaik-baik Pelindung." Itu adalah
kalimat yang diucapkan oleh Nabi Ibrahim as ketika beliau dilemparkan kedalam
kobaran api. Nabi Muhammad saw juga berdo`a dengan do`a tersebut ketika
dikatakan kepada beliau: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan
pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", (HR.
Bukhari: 4197)
1.
Pengertian tawakal:
Tawakkal secara bahasa berarti I`tamada, artinya ‘bersandar’
juga berarti ‘fawwadha’ artinya, menyerahkan dan mempercayakan.
Tawakkal adalah menyandarkan diri dan dan
mempercayakannya kepada Allah swt dengan sepenuh hati dalam menghadapi berbagai
masalah baik yang berkaitan dengan agama maupun masalah keduniaan, disertai
dengan melakukan sebab-sebab yang dibolehkan syari`at.
2.
Rukun Tawakal
Rasulullah saw bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى
اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو
خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, pasti kalian akan diberi rizki sebagaimana burung-burung.
Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam
keadaan kenyang. (HR. Ahmad: 200. Dari Umar
bin Khattab ra.)
1.
Bersandar hanya kepada Allah swt
2.
Melakukan sebab-sebab/usaha yang diperbolehkan untuk mewujudkan apa yang
diinginkan
Ketika seseorang mengambil sebab, dia tidak boleh bersandar kepada sebab
tersebut, tetapi harus tetap bersandar hanya kepada Allah swt
3.
Tawakal kepada selain Allah swt adalah syirik:
…وَعَلَى اللَّهِ
فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
…Dan hanya
kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang
beriman." (QS. Al-Maidah: 23)
Tawakal kepada selain Allah swt ada dua macam:
1.
التوكل في الامور التي لا يقدر الا الله...
Tawakal
dalam urusan yang tidak ada seorangpun mampu
melakukannya kecuali Allah.
Contohnya:
-
Seperti orang-orang yang bertawakal kepada orang yang sudah mati, dengan
mengharap pertolongan, rezeki dan syafa`at lewat pelantaraan mereka. Ini adalah
Syirik Akbar (besar). (Fathul Majid: 342)
-
Seseorang bertawakal kepada jimat-jimat yang ia pakai, dia bersandar
kepada jimat itu dengan keyakinan jimat jimat tersebut bisa menjadi pelantara
mendapatkan rizki yang banyak atau bisa menghindarkannya dari bahaya.
-
Atau seperti seseorang yang meyakini dan bersandar kepada kekuatan ghaib
yang dimiliki seorang dukun. Bahwa dukun itu bisa melancarkan rizkinya. Padahal
tidak ada yang berkuasa melancarkan atau menyempitkan rezeki seseorang kecuali
Allah swt.
2. التوكل في
الاسباب الظاهرة...
Tawakal dalam sebab-sebab yang Zhahir.
Contohnya:
-
Seorang yang bersandar kepada penguasa atau pemimpin dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya, dimana Allah swt sudah memberikan kemampuan kepada pemimpin
itu untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya. Jika rakyat itu menyandarkan
pemenuhan kebutuhan pokok nya kepada penguasa dan menyandarkan keberhasilannya
tergantung penguasa tersebut, maka ia telah syirik dengan kategori Syirik Ashgar (kecil). Akan tetapi ia harus bertawakal kepada
Allah swt yang memudahkan urusannya melalui hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.
-
Seorang karyawan yang bersandar/bergantung kepada atasannya, dimana
Allah swt sudah memberikan kemampuan kepada atasannya untuk mensejahterakan
karyawannya. Jika karyawan tersebut mengadalkan keberhasilannya tergantung
atasannya, maka ia sudah syirik dengan kategori syirik ashgar. Akan tetapi ia harus bertawakal kepada
Allah swt yang memudahkan urusannya melalui hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.
-
Seorang pedagang yang bersandar kepada pelanggan-pelanggannya, dimana
Allah swt sudah menggerakkan hati para pelanggan itu untuk membeli barang
kepadanya. Jika pedagang ini meyakini
dalam hatinya bahwa keberhasilannya dalam berdagang tergantung pelanggannya,
maka ia sudah syirik, dengan kategori syirik ashgar. Supaya selamat dari
syirik, kita harus tawakkal hanya kepada Allah swt bahwa keberhasilan kita
bukan karena usaha dan kecerdasan kita, tetapi karena pertolongan Allah swt. kita
hanya berusaha semaksimal mungkin. adapun hasil akhirnya, kita serahkan kepada
Allah swt.
-
Seorang pasien yang bergantung/menyerahkan kesembuhan penyakitnya kepada
dokter. Jika pasien itu meyakini kesembuhannya ada di tangan dokter atau obat
yang ia makan, maka ia telah syirik, dengan kategori syirik ashgar. Supaya
selamat dari syirik, maka ia harus
bertawakal kepada Allah swt yang
menyembuhkan penyakitnya melalui hamba-hamba yang dikehendaki-Nya.
Karena dokter hanya berusaha mengobati sesuai disiplin ilmu yang ia kuasai
sebagai amanah dari Allah swt. adapun kesembuhan, ada di Tangan Allah swt.
-
Seorang raja yang bergantung/menyerahkan keselamatan hidupnya kepada
para pengawalnya. Jika raja itu meyakini bahwa keselamatan nyawanya tergantung
kehebatan para pengawalnya, maka ia sudah syirik dengan kategori syirik ashgar.
Untuk selamat dari syirik ini sang raja harus meyakini bahwa keselamatan
dirinya hakikatnya ada di Tangan Allah swt. pengawalan terhadap dirinya hanya
sebatas melakukan sebab dan usaha untuk melindungi diri karena tawakal kepada
Allah itu harus dibarengi usaha yang maksimal. Jika Allah menghendaki ia
selamat tidak dibunuh musuh, maka ia akan selamat. Jika Allah menghendaki ia
mati karena dibunuh musuh, maka pasti akan mati dengan cara tersebut meskipun
raja itu dikawal oleh para pengawal yang hebat. Karena tidak ada yang bisa
menghalangi dan menggagalkan kehendak Allah swt.
Hindari kata-kata
syirik di bawah ini:
-
Seandainya kalau bukan dia pemimpinnya, pasti kita sengsara
-
Kalau aku tidak kerja di perusahaan ini, pasti hidupku tidak akan sebaik
ini
-
Seandainya aku tidak punya pelanggan-pelangga ini, pasti usahaku bangrut
-
Kalau bukan dokter A yang mengobati penyakitku, pasti aku tidak akan
sembuh
-
Seandainya tadi aku tidak dikawal, pasti musuh sudah berhasil
membunuhku.
-
Jika ajing itu tidak menggonggong, pasti barang-barang dirumahku sudah
habis dibawa pencuri itu.
*) Oleh Al-Ustadz Dede Ridwan, S.Pd.I.
Tidak ada komentar