Header Ads

  • NEWS UPDATE

    Rahasia Doa di Sela Ayat-Ayat Puasa

    Hakikat Doa
    Kehidupan seorang muslim tidak akan terlepas dari doa di setiap helaan nafasnya. Doa merupakan ibadah. Doa merepresentasikan ketaatan dan kebutuhan seorang hamba kepada Rabbnya.
    عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي قَوْلِه }وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ { قَالَ  : }الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ{ وَقَرَأَ } وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِلَى قَوْلِهِ دَاخِرِينَ {قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
    Diriwayatkan dari an Nu’man bin Basyir, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang firman Allah: "Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu." QS Ghafir: 60. Beliau bersabda: "Do'a adalah ibadah" beliau lalu membaca: "WA QAALA RABBUKUM UD 'UWNII ASTAJIB LAKUM (Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu) sampai ayat DAAKHIRIIN." Abu Isa berkata; Hadi ts ini hasan shahih. (Tirmidzy no.  2895)
    Doa merupakan barometer kualitas suatu ibadah. Kualitas suatu ibadah sangat bergantung pada kualitas doa. Kesungguhan seorang hamba saat berdoa kepada Allah SWT  dalam suatu ibadah, akan menjadikan ibadahnya begitu bernilai dan berbobot. Karena seorang hamba yang menghadirkan ruh ini dalam ibadahnya, dia akan senantiasa berharap dan meminta itu hanya kepada Allah SWT saja. Dia akan menanggalkan semua atribut duniawinya saat menghadap Allah SWT. Di hadapan manusia dia merupakan pejabat, tapi di hadapan Allah SWT dia merasa bukan siapa-siapa. Di hadapan manusia dia merupakan seorang yang kaya raya, tapi di hadapan Allah SWT dia merasa sebagai orang yang amat fakir. Sangat butuh bantuanNya. Inilah yang lebih dikenal dengan sebutan tauhid dan ikhlas dalam berdoa.
    Sebaliknya, ibadah yang tidak disertai dengan doa yang sungguh-sungguh, akan terasa hampa. Laksana jasad tanpa nyawa. Beungeut nyinghareup ati mungkir (peribahasa sunda). Penuh dengan kepura-puraan. Jauh dari keseriusan. Inilah yang menjadi faktor terbesar tidak diijabahnya suatu doa termasuk ibadah.
    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
    Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai." (Tirmidzy no.  3401)

    Hal ini selaras dengan apa yang dijelaskan oleh DR. Sa’diy Abu Habiyb tatkala mendefinisikan doa sebagai berikut:
    الدعاء: سؤال العبد ربه على وجه الابتهال([1])        
    “Doa adalah meminta kepada Allah SWT. dengan sepenuh hati (Ibtihal)”.
    Hati yang terpusat, raga yang berserah, kalbu dibalut khusyu’serta jiwa dipenuhi dengan rasa harap cemas akan menjadi kualitas tersendiri bagi sebuah doa. Singkatnya, berdoa berarti memohon dengan sangat. Sedangkan kelalaian hati saat berdoa itu menjadi pengurang kualitas doa itu sendiri yang berimbas pada ‘ketidakseriusan’ pemilik hati tersebut dalam meminta.
    Logikanya, laksana seorang anak yang minta sesuatu pada orang tuanya, jika cara meminta anak itu dengan serius disertai dengan penjelasan , apalagi jika disertai dengan rengekan, maka bukan suatu hal yang mustahil usaha permintaan anak tersebut terkabul. Akan tetapi kalau anak tersebut memintanya dengan senda gurau, tidak serius atau bahkan cenderung main-main, maka jangan harap permintaan tersebut terkabul, wong mintanya juga ‘ndak serius.

    Rahasia Doa di Sela Ayat-Ayat Puasa

    وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ (البقرة : 186)
    Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
    Jika kita perhatikan ayat-ayat yang bertemakan puasa pada surat al Baqarah, di mulai dengan ayat 183 sampai dengan ayat 187, maka akan timbul satu pertanyaan, yaitu kenapa Allah SWT menyelipkan ayat yang bertemakan doa (ayat 186 di atas) di antara ayat-ayat puasa? Tiga ayat sebelumnya bertemakan puasa, begitupun ayat setelahnya, apa rahasianya? Apa pula munasabah[2]nya?
    Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis meringkas penjelasan Imam Burhanuddin Abul Hasan Ibrahim bin Umar al Biqa’iy dalam kitabnya Nazhmud durar fiy tanasubil ayaati was suwar[3] sebagai berikut :
    1.     Ketika ayat tersebut terselip di antara ayat-ayat yang bertemakan puasa, itu bukan berarti ayat tersebut tidak ada keterkaitan sama sekali baik dengan ayat yang sebelumnya ataupun yang sesudahnya. Justru ayat ini memberikan pesan bahwa  doa seorang yang sedang berpuasa itu mempunyai kans yang besar untuk diijabah. Apalagi doa tersebut dipanjatkan saat berpuasa di bulan Ramadhan.

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ
    قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
    Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair dari Sa'dan Al Qummi dari Abu Mujahid dari Abu Mudillah dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tiga orang yang do'a mereka tidak tertolak, yaitu; seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan do'anya orang yang di dzalimi. Allah akan mengangkat do'anya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman: "Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan." (TIRMIDZI - 3522) :

    2.     Allah itu dekat.  Jangan sungkan untuk berdoa!
    Saat seseorang berdoa, terlebih jika dia merasakan belum punya amal yang bisa diandalkan, juga mengingat bahwa Allah SWT itu merupakan zat yang Maha Agung sedangkan dirinya merupakan makhluk yang hina dan berlumuran dosa, nampaknya tidak berlebihan jika dia merasa sungkan dan segan untuk meminta dan berdoa kepada Allah SWT . Ini dikarenakan dia melihat kebiasaan sikap orang-orang sombong yang senantiasa menjauh dari orang-orang biasa. Enggan untuk mendekat atau sekedar bertegur sapa. Kalau pun terdesak harus meminta sesuatu kepada mereka, pasti harus melalui perantara, maka Allah SWT berfirman pada ayat ini :
    “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku (dengan segala keagunganKu), maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat....(Aku itu dekat baik dengan orang yang salih ataupun dengan orang yang berlumur dosa. Aku bukanlah seperti raja-raja yang ada di dunia yang senantiasa menjauh dari rakyatnya. Katakanlah bahwa Aku tidak seperti mereka)
    3.     فَإِنِّي قَرِيبٌ : “bahwasanya Aku adalah dekat”
    Allah SWT  ingin menyampaikan pesan bahwa saking dekatnya Allah SWT dengan makhluknya yang tanpa perantara dan Allah SWT selalu hadir bersama orang-orang yang berdoa kepadanya, maka Allah SWT menjawabnya secara langsung (فَإِنِّي قَرِيبٌ : “bahwasanya Aku adalah dekat”). Bahkan untuk menyampaikan pesan ini, Allah SWT menghilangkan kata قل (jawablah) yang lazimnya ada pada setiap jawaban Allah SWT. Seperti ketika Allah SWT menjawab pertanyaan orang-orang yang bertanya tentang anak-anak yatim (al Baqarah : 220), wanita haidh (al Baqarah : 222), hilal-hilal (al Baqarah : 189) dan semacamnya. Pada ayat-ayat tersebut Allah SWT senantiasa menyebut kata قل sebelum menjawabnya secara langsung. Tapi khusus pada ayat ini Allah SWT tidak berfirman فَقل إِنِّي قَرِيبٌ melainkan langsung berfirman فَإِنِّي قَرِيبٌ, ini menunjukkan bahwa tidak boleh lagi kesan bahwa Allah SWT itu jauh dari makhluknya yang membutuhkan. Sampai-sampai Allah SWT menghilangkan kata قل pada jawabanNya, padahal lazimnya kata tersebut ada. Oleh karena penyebutan kata قل ini memberikan kesan bahwa Allah SWT itu jauh, maka Allah SWT menghilangkannya untuk menegaskan bahwa Allah SWT itu dekat dengan makhluknya.  Maka tidak ada lagi perantara yang bertugas sebagai penghubung  antara Allah SWT dan makhluknya meski perantara itu berupa kata قل yang terdiri dari dua huruf.
    4.     { أجيب دعوة الداع } :”Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa”
    5.     { إذا دعان }: ”apabila ia memohon kepada-Ku”
    “Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku”
    Kalimat di atas menunjukkan bahwa terijabahnya doa seorang hamba tergantung kejujuran, kesungguhan dan keseriusan hamba itu sendiri. Apabila memohon dengan sangat, maka insya Allah. Akan tetapi apabila tidak serius, maka jangan harap Allah SWT mengabulkan.

    Bulan Ramadhan merupakan bulan doa. Hendaknya seorang muslim dapat memanfaatkan momen terbaik untuk berdoa.

    Oleh Ust. Ade Abdullah




     ([1])القاموس الفقهي لغة واصطلاحاً للدكتور سعدي أبوحبيب ص 131.
    [2]Ilmu munasabah ialah ilmu yang membahas penyesuaian atau hubungan antara satu ayat dengan ayat lain, baik yang ada di depannya atau di belakangnya. (Lihat kitab Mabahits fi Ulum Al-Qur'an karya Manna’ al-Qattan)
    [3]Kitab  نظم الدرر في تناسب الآيات والسورkarya Imam Burhanuddin Abul Hasan Ibrahim bin Umar al Biqa’iy merupakan kitab yang menjelaskan tentang munasabah ayat ataupun surat yang terdapat dalam al Quran.

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    trikblog.co.cc