Header Ads

  • NEWS UPDATE

    ANALISIS HADITS: Doa Tahniah Idul Fitri (Bagian ke-1)



    1.    Terdapat hadits marfu yang bebunyi:
    عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ، فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، " نَعَمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ " قَالَ وَاثِلَةُ: " لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ: " نَعَمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ "
    Dari Tsaur bin Yaziid dari Khalid bin Ma’daan, ia berkata aku bertemu dengan Waatsilah bin Al-Asqo pada hari ‘id, maka aku berkata: “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amalmu)” Ya, “Taqobbalallahu minna wa minka.”. Waatsilah berkata: Aku bertemu dengan Rasulullaah Sallallaahu ‘alaihi wasallam pada hari ‘id, aku berkata: “Taqobbalallahu minna wa minka”. Rasulullaah shallallaahu ‘alaihu wasallam berkata: ya, “Taqobbalallahu minna wa minka.

    TAKHRIJ HADITS DAN JARH TA’DIL
    A.   Sunan Kubro Al-Baihaqi
     (5814) أَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ بْنُ عَبْدَانَ، أنبأ أَحْمَدُ بْنُ عُبَيْدٍ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سُفْيَانَ، ثنا أَبُو عَلِيٍّ أَحْمَدُ بْنُ الْفَرَجِ الْمُقْرِئُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الشَّامِيُّ، ثنا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، قَالَ: لَقِيتُ وَاثِلَةَ بْنَ الأَسْقَعِ فِي يَوْمِ عِيدٍ، فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، " نَعَمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ " قَالَ وَاثِلَةُ: " لَقِيتُ رَسُولَ اللَّهِ يَوْمَ عِيدٍ فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ: " نَعَمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ "

    Jarh Ta’dil
    Hadit ini sangat dhaif (Matruk/ semi maudhu) disebabkan ada beberapa rawi yang bermasalah:
    1.    Baqiyyah bin Walid (TH 110 H – TW 190H) termasuk thabaqah ke-8
    -      Ibn ‘Adi Al-Jurjani berkata:
    في بعض رواياته يخالف الثقات وإذا روى عن أهل الشام فهو ثبت وإذا روى عن غيرهم خلط كإسماعيل بن عياش إذا روى عن الشامين فهو ثبت وإذا روى عن أهل الحجاز والعراق خالف الثقات في روايته عنهم
    Dalam sebagian riwayatnya menyalai rawi-rawi yang tsiqah, jika ia meriwayataka dari penduduk Syam, maka ia tsabt, namun jika ia meriwayatkan selain dari selainnya maka periwayatannya keliru seperti Ismail bin ‘Iyasy, jika meriwayatkan dari para penduduk Syam maka ia Tsabt namun jika meriwayatkan dari penduduk Hijaj dan ‘Iraq ia menyalahi periwayatan yang tsiqah dari riwayat mereka.

    -      Al-‘Ijli berkata:
    ثقة ما روي عن المعروفين وما روي عن المجهولين فليس بشيء
    Tsiqah jika meriwayatkan dari orang yang diketahui namun jika meriwayatkan dari orang yang tidak diketahui (majhul) maka hadits tidak ada apa-apanya.

    Namun pernyataan ini tertolak dan tidak menunjukan secara mutlaq, meninjau bahwa Baqiyyah terkenal dengan tadlisnya, sehingga memerlukan periwayatan dengan shighahh tahammul sama’i. Dengan itulah sudah sangat tepat Imam An-Nasa’I berkata:
    إذا قال حدثني وحدثنا فلا بأس، ومرة إن قال أخبرنا أو حدثنا فهو ثقة، وإن قال عن فلا يأخذ عنه لا يدرى عمن أخذه
    Jika ia berkata haddatsanii  wa haddatsanaa Maka tidak mengapa dengan periwayatannya, juga dengan shighah Akhbaronaa  atau Haddatsanaa maka ia diterima ketsiqahannya, namun ketika ia berkata denga shighah ‘an, maka jangan diterima periwayatannya, ia tidak tahu darimana ia meriwayatkannya.

    Terlebih adanya komentar Abu Isqah al-Fuzzaar, ia berkata:
    سأله زكريا بن عدي عنه فقال : إذا حدثك عمن تعرف وعمن لا تعرف فلا تكتب عنه
    Ia menanyakan terhadap Zakariya bin ‘Adi tentang Baqiyyaah, ia menjawab: apabila ia menceritakan (sebuah riwayat) kepadamu dari orang yang diketahui maupun yang tidak diketahui (majhul) maka janganlah engkau catat hadits darinya.

    Dan ini sangat cocok jika disandingkan dengan muridnya yang menerima riwayat ini yaitu Muhammad bin Ibrahim Asy-syami, Ibn Hibban berkata: ia kerap memalsukan hadits dari penduduk Syam, tidak halal meriwayatkan darinya (sebagai hujjah) kecuali hanya sebagai I’tibar.

    -      Abi Hatim berkata:
    يكتب حديث بقية، ولا يحتج به
    Haditsnya dicatat namun tidak bisa dijadikan hujjah

    -      Al-Haafizh menyimpulkan dalam taqribnya:
    قال في التقريب : صدوق كثير التدليس عن الضعفاء
    Shaduq, banyak mentadliskan dari rawi dhaif

    2.    Muhammad bin Ibrahim bin Al-Al-‘ala
    -      Ibn ‘Adi berkata:
    منكر الحديث، وعامة أحاديثه غير محفوظة
    Munkarul hadits, dan banyak hadits-hadits yang tidak tepelihara (ghair mahfuzh)

    -      Ibn Hibban berkata:
    يضع الحديث على الشاميين ، لا تحل الرواية عنه إلا عند الاعتبار
    ia kerap memalsukan hadits dari penduduk Syam, tidak halal meriwayatkan darinya (sebagai hujjah) kecuali hanya sebagai I’tibar.

    -      Ad-Daraquthnie berkata : Kadz-dzab (Pembohong)
    -      Al-Haafizh berkata dalam taqribnya:
    قال في التقريب : منكر الحديث ، وقال في المطالب العالية : ضعيف جدا
    Munkarul Hadits, dan berkata di Al-Mathalib al-‘Aaliyyah : Dhaif Jiddan

    3.    Abu ‘Ali Ahmad bin Faraz Al-Muqri
    Masuk thabaqoh ke-11, tidak terdapat tarjamahnya dan terdapat jarh dari Husain bin Ahmad bin Bukair, bahwa Abu ‘Ali dhaiful Hadits.

    4.    Ishaq bin Ibrahin bin Sufyah
    Tidak terdapat Tarjamahnya (Majhul Hal)

    B.    Al-Majruuhiin Libni Hibbaan
     (1242) وَرَوَى عَنْ بَقِيَّةَ، عَنْ ثَوْرِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الأَسْقَعِ، قَالَ: لَقِيتُ النَّبِيَّ يَوْمَ الْعِيدِ، فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: " تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ "

    Jarh Ta’dil
    Jalur ini masih melalui rawi baqiyyah. Sudah dijelaskan jarh ta’dilnya

    C.    Mu’Jam Kabir At-Thobaroni
     (17619) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزْدَادَ التَّوْزِيُّ، ثنا أَبُو هَمَّامٍ الْوَلِيدُ ابْنُ شُجَاعٍ، ثنا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ، حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ عُمَرَ الأَنْصَارِيُّ، أَخْبَرَنِي أَبِي، قَالَ: " لَقِيتُ وَاثِلَةَ يَوْمَ عِيدٍ، فَقُلْتُ: تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، فَقَالَ: نَعَمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ

    Jarh Ta’dil
    Jalur ini sama melalui Baqiyyah, namun khusus jalur ini ststusnya mauquf da nada beberapa kecacatan, yaitu:
    Habib bin Umar Al-Anshari, ia termasuk thabaqah ketujuh menerima dari ayahnya yaitu Umar Al-Anshari dan menceritakan akan pertemuannya dengan shahabat Waatsilah pada hari ‘Id.
    Abu Hatim menyebutkan dalam ‘ilalnya::
    ذكره في العلل، وقال: ضعيف الحديث مجهول، لم يرو عنه غير بقية
    Dhaiiful hadiits, majhul. Tidak ada yang meriwayatkan darinya selain Baqiyyah

    Ad-Daraquthni berkata: ia Majhul
    Hanya Ibn Hibban yang memasukannya dalam Ats-Tsiqat-nya.
    Sesuai dengan komentar Ibn ‘Adi, bahwa Baqiyyah banyak memalsukan hadits dari Rawi yang majhul.

    D.   Al-Kaamil fii Adh-Dhu’afaa Ar-Rijaal
     (7546) حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الضَّحَّاكِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَاصِمٍ النَّبِيلُ، قَالَ: ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُعَاوِيَةَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الشَّامِيُّ، ثنا بَقِيَّةُ، عَنْ ثَوْرٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنْ وَاثِلَةَ بْنِ الأَسْقَعِ، قَالَ: لَقَيْتُ النَّبِيَّ فِي يَوْمِ عِيدٍ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ: نَعَمْ تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ

    Jarh Ta’dil
    Hadit ini pun sama, kedudukannya matruk (semi maudhu) sebab melalui jalur Baqiyyah dan Muhammad bin Ibrahim Asy-Syaami.
    Al-‘Ilal ibn Jauzi nomor 801 disebutkan:
     (801) رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ السَّامِي، عَنْ بَقِيَّةَ، عَنْ ثَوْرٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ، عَنْ وَاثِلَةَ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ يَوْمَ الْعِيدِ، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكَ، قَالَ: " نَعَمْ، تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْكِ "، قَالَ الْمُؤَلِّفُ: هَذَا حَدِيثٌ لا يَصِحُّ، وَلا يَرْوِيهِ عَنْ بَقِيَّةَ غَيْرُ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ وَهُوَ مُنْكَرُ الْحَدِيثِ، وَبَقِيَّةُ يَرْوِي عَنِ الْمَجْهُولِينَ وَيُدَلِّسُهُمْ وَيُذْكَرُ شُيُوخٌ فَيَتْرُكَ شُيُوخَ الضُّعَفَاءِ
    Telah meriwayatkan Muhammad bin Ibrahim Asy_syaami, dari Baqiyyah dari Tsaur dari Khaalid bin Ma’daan dari Waatsilah, ia berkata, “Aku bersama Nabi pada hari ‘Id, maka aku berkata, ya Rasulullah, “Taqobbalallahu minna wa minka.”, ya, “Taqobbalallahu minna wa minka. Penyusun berkata: hadits ini tidak shahih, dan tidak ada yang meriwayatkan dari Baqiyyah selain Muhammad bin Ibrahim, sedangkan ia Munkarul Hadits. Dan Baqiyyah meriwayatkan dari rawi yang majhul dan telah mentadliskan dengan menyebutkan syaikh-syaikhnya maka meninggalkan syaikh-syaikhnya yang lemah.

    Melihat pernyataan ini, Baqiyah telah melakukan Tadlis Taswiyyah. Wallaahu A’lam.
    Bersambung…

    Robi’ Permana (Abu Quthbie)
    Anggota Pusat Kajian Hadits PP Pemuda Persatuan Islam

    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    trikblog.co.cc