Header Ads

  • NEWS UPDATE

    Potensi Perbedaan Idul Adha 1434 H.

    PP Persis telah menetapkan Almanak 1434H/2013M, yang mengacu pada hisab imkanurrukyat dengan kriteria Astronomis, yaitu awal bulan hijriyyah ditetapkan jika setelah terjadi ijtima, posisi bulan pada waktu ghurub (terbenam matahari) di wilayah Indonesia sudah memenuhi syarat:

    • Beda tinggi antara bulan dan matahari minimal 4 derajat, dan 
    • Jarak busur atau elongasi bulan dan matahari minimal 6.4 derajat.

    Konsekwensi penggunaan hisab imkanurrukyat kriteria Astronomis tersebut maka Almanak Persis 1434H pada beberapa bulan berbeda dengan kalender Muhamadiyah yang menggunakan hisab wujudul-hilal serta berbeda pula dengan kalender Pemerintah yang menggunakan kriteria MABIMS. Pada tahun 1434H/2013M ada 3 (tiga) bulan yang berbeda dengan kalender Pemerintah yaitu awal bulan:

    • Rajab1434 (Mei 2013), 
    • Dzulhijjah 1434 (Oktober 2013) serta 
    • Shaffar 1435H (Desember 2013) 

    Perbedaan pada awal bulan Rojab 1434H dan Shoffar 1435H pengaruhnya tidak terasa, tetapi perbedaan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha dampaknya sangat dirasakan ummat. Awal Ramadhan 1434H walaupun berbeda dengan Muhamadiyah almanak Persis sama dengan almanak Pemerintah dan mayoritas ummat Islam lainnya. Walaupun ada laporan kesaksian rukyatul hilal, kesaksian tersebut tidak diakui oleh Pemerintah dan juga NU, karena bertentangan dengan kriteria MABIMS, tidak rasional, bertentangan dengan iptek, serta tidak ada bukti empiriknya.

    Perbedaan awal bulan Dzulhijjah akan berakibat pada perbedaan pelaksanaan shalat Idul Adha, sehingga bisa jadi isu nasional. Perbedaan Idul Adha akan semakin hangat jika berbeda dengan Saudi Arabia, karena ada kelompok ummat Islam Indonesia yang melaksanakan Idul Adha setelah jamaah haji wuquf di Arah.

    Untuk penetapan Idul Adha 1434H, data bulan menjelang Dzulhijjah adalah sebagai berikut: ijtima terjadi Sabtu, 5 Oktober 2013 jam 07.35 WIB saat magrib di wilayah Indonesia tinggi bulan berkisar antara 1,68˚ sampai dengan 3,11˚ dan Elongasi atau jarak busur matahari-bulan kurang dari 6˚, yaitu berkisar antara 3,86˚ sampai dengan 5,31˚. Berdasarkan data tersebut Muhamadiyah menetapkan Idul Adha Selasa, 15 Oktober 2013, dan Persatuan Islam Rabu, 16 Oktober 2013. Sedangkan Pemerintah dan NU tergantung pada hasil Rukyat, jika ada laporan kesaksian hilal yang diterima, maka NU dan Pemerintah akan menetapkan Idul Adha sama dengan Muhamadiyah Selasa 15 Oktober 2013. Tetapi jika tidak ada kesaksian hilal atau menolak kesaksian Rukyat maka NU dan Pemerintah akan menetapkan Idul Adha sama dengan almanak Persatuan Islam, yaitu Rabu, 16 Oktober 2013.

    Menurut kriteria astronomi posisi bulan menjelang Dzulhijjah 1434H walau saat magrib setelah ijtima bulan berada di atas ufuk, bulan tersebut belum menjadi hilal, atau tidak mungkin terlihat sebagai hilal, sehingga jika ada yang bersaksi melihat hilal, kesaksian tersebut layak untuk ditolak, karena tidak rasional dan bertentangan dengan iptek. Persis MUNGKIN SAJA menerima kesaksian rukyat jika kesaksian rukyat tersebut disertai bukti autentik (disertai bukti visual/foto hilal yang dilengkapi data astronomisnya), karena kesaksian rukyat yang jelas dan benar/valid wajib diikuti sebagai dasar penetapan awal bulan, sebagaimana sunnah Rosul. 

    Jika sidang itsbat memutuskan Idul Adha berbeda dengan almanak Persis, karena ada laporan kesaksian rukyat yang diterima oleh pemerintah, maka Persis akan menganalisa hasil rukyat tersebut serta meminta pendapat dan validasinya kepada ahli/profesional tentang hasil rukyat tersebut, bila hasil rukyat tersebut diyakini benar/valid maka Persis menetapkan Idul Adha 1434 Selasa, 15 Oktober 2013. Tetapi jika hasil rukyat tersebut tidak valid, maka Persis akan tetap melaksanakan IdulAdha pada hari Rabu, 16 Oktober 2013.


    Oleh Ust. Mohamad Iqbal Santoso


    Tidak ada komentar

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad

    trikblog.co.cc